Skip to main content

Semarang dan Membesarkan Anak


Halo, Semarang. Pada tahun 2018, aku ingin membesarkan anakku di Semarang. Walau sampe sekarang, anak itu masih gak ada wujudnya, karena suami aja belum punya. Wkwk, ini semua berawal dari Pak Dermawan, salah satu dosen yang berasal dari Semarang. Beliau kepribadiannya bagus, saking bagusnya cukup untuk meyakinkanku untuk membesarkan anak di Semarang. Waktu di kelas Pak Dermawan nyeritain SMA-nya, yang juga ternyata ada dua menteri tenar kesukaanku merupakan alumni sana, yak Bu Sri Mulyani Indrawati dan Bu Retno Marsudi~ Keren kan Semarang! Aduh aang ini ya, suami belum punya tapi udah mikir anak nanti masuk SMA mana. Aku memang terlalu visioner! Hiihihhi.


Fast forward 2022, keinginan itu masih sama. Malah makin mantap sih. Inilah dimana aku akan menceritakan sebuah kejadian di bis Haryanto dalam perjalanan pulang dari Semarang ke Cikampek. Jadi gini...

Saat imlek, biasanya aku dan sobatku melanglang buana karena memang Chinese New Year memiliki ruang di hati kami sehingga layak untuk dirayakan. Dengan sedikit tergesa dalam memutuskan, kami bertolak menuju Semarang pada hari Minggu, 30 Januari 2022. Kami sebenernya udah pernah ke Semarang, tapi gak eksplor banyak. Kali ini, kami pengen eksplor Pecinan-nya di daerah Pasar Semawis. Saat itu yang bikin itinerary adalah aku, dan aku searching walking tour di Semarang. Kebetulan banget ada walking tour namanya Bersuka Ria Walking Tour, yang amat sangat mengakomodasi kebutuhan kami untuk eksplor Pecinan! Lucky!!! Aku tuh suka banget sama walking tour, mungkin karena kalau jalan, detail yang sering terlewat jadi bisa lebih diperhatikan... dan penjelasan-penjelasan mengenai tempat, sejarah, warisan budaya, itu jadi bikin perjalanan lebih bermakna karena kita secara gak langsung mencoba memahami dan membangun koneksi gituu..

Semarang, OMG, you makes me want you even more. Yang bikin aku seneng lainnya adalah, orang Semarang ini super ramah dan lucu, ya ampun gemes-gemes banget. Tau gak sih wajah mereka tuh kaya duta persahabatan dan auranya tuh penuh kesabaran dalam suka duka gitu, kalau bersama mereka tuh rasanya kaya lagi di bawah pohon, adem dan teduh. wkwk.

Nah yang paling epik itu... adalah pas aku pulang, tanggal 1 Februari 2022. Di perjalanan, aku ketiduran. Kan kalau naik bis malam itu lampu memang remang-remang, sungguh nyaman untuk bobo. Sebelahku ini mas-mas, aku nggak sengaja nyender ke mas ini. Aku juga ngeh nya pas udah mau turun sampe tujuanku. Pas kebangun, aku ada di pundak mas nya. So sweet sekali wkwkkwkw. NAH! Yang sweet ini bukan saja karena mas nya mengizinkan aku untuk tidur dipundaknya dengan pulas sampe aku terbangun sendiri. Tapiiiiii... beliau ini, di bahunya ada jaketnya. Jaketnya ini empuk, pas bangun aku kaget.. karena si jaketnya auto-ndlosor ke kursi. Aku nengok ke yang jatuh itu, lahhh kok jaket??? Well, nicely done mas! Mungkin mas nya takut aku bukan muhrim kali ya, makanya dikasih sekat. HAH? Tapi ini pertama kalinya aku sebegitu nyamannya di bahu orang, ya gimana dong, orang empukkk gituuu..

Itu untuk pertama kalinya aku merasa bener-bener gak enak setelah gak sengaja nyender. Dari semua pengalaman nyender gak sengaja, ini yang paling berkesan. HAHAHHHA, gak jelas. Karena perasaan gak enak itu, aku memberanikan diri buat minta maaf ke mas nya. Tapi aku terlalu malu. Akhirnya aku ketik di HP, dan karena si masnya ini bangun juga, AKHIRNYA aku colek dan suruh dia baca! "Mas maaf ya aku udah nyender" :) Sungguh aku maluuu dan gak enakkkk, ingin aku jajanin atau apa kek gitu untuk menunjukkan rasa syukurku. Atau mas nya kalau mau nyender balik suatu saat, boleh sih. Hahahha, apa sih ini (?)

Jagi gituuuu...
Karena kejadian itu, karena kebaikan yang memiliki impresi kuat padaku ituuu.. aku yakin ingin membesarkan anak di Semarang. 

Dear anakku, meski engkau belum lahir, aku ingin tempat terbaik dengan orang-orang terbaik untukmu. Sama seperti orangtuaku yang mengenalkan dan menciptakan surga di bumi untukku, aku pun akan membawamu ke pusat Jawa, akan aku ciptakan juga surga untukmu.

See you soon, Semarang!

Comments

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar

Rethinking about Value

Setelah baca bukunya Matt Haig, aku baru ngeh.. beliau itu pemikirannya sedikit banyak mengurai apa yang muslim harus tahu. Salah satunya adalah tentang VALUE. Selama ini, kupikir value itu konsep yang diciptakan dan dikembangkan manusia untuk menjadi manusia yang diterima secara sosial, atau paling nggak menjadi manusia yang bisa membanggakan seseorang yang dicintainya. Misalnya aja, seseorang dianggap memiliki value ketika ia bertanggung jawab, punya integritas, punya kepribadian yang unik, punya passion yang diperjuangkan, punya ketangguhan dalam menghadapi gempuran masalah, dll dll. Semua itu.... dilakukan demi ayang. HEH bukan. Yaaaa maksudnya semua itu dilakukan demi menjadi manusia yang 'desirable' atau paling nggak 'acceptable' lah yaa.. Makanya orang tuh harus terus berusaha untuk mengenali dirinya, supaya tahu value apa lagi nih yang harusnya ada di dirinya, yaa biar bagusan dikit jadi manusia. Atau value apa yang harus di-achieve biar bisa so emejing like yo