Skip to main content

Entry 1 - Gratitude Journal: Esok Kan Bahagia

Kalau dipikir-pikir lucu sekali berpikir bahwa ada hari esok yang akan membahagiakan.

Pertama yang harus dimiliki adalah keyakinan bahwa akan datang hari esok yang akan membahagiakan. Terima kasih karena meski nggak jelas, tapi masih berpikir jernih, dan sejernih-jernihnya berpikir di kekeruhan akal, tentu masih nggak waras.

Apa yang “akan membahagiakan”? Atau SIAPA yang “akan membahagiakan?”

Kedua yang harus dimiliki adalah umur, untuk hidup dan terus menunggu sampai bisa ditemukan jawabannya.

Terima kasih karena meski tidak masuk akal, toh hal tersebut masih layak untuk dicoba dan diperjuangkan. Apalagi kalau yang akan membahagiakan juga ternyata butuh untuk dibahagiakan. Kalau aku mati duluan, siapa yang akan memberi ekstra kebahagiaan yang layak diperoleh seseorang yang menungguku di hari esok yang baginya pula aku datang “akan membahagiakan”

Ketiga yang harus dimiliki adalah esok.

Terima kasih karena hari ini masih sehat, meski esok nampak sangat jauh dan tidak bisa diraba. Tapi terima kasih untuk hari ini, karena hari ini.. masih bisa disebut esok bagi hari kemarin. Konon setiap hari kita bukan manusia yang sama, karena tiap menit milyaran sel mati dan berganti.

Maka, terima kasih, untuk hari ini, karena aku juga berbeda. Aku tahu, ada hari dimana aku merugi karena kadang aku lebih buruk dari hari kemarin. Tapi tetap, aku ingin berterima kasih, karena dalam hari merugi pun, aku masih diberi kesempatan untuk meraih untung. Untung karena aku juga diberi kesempatan dan kesadaran untuk memperbaikinya, untung karena setiap hari aku melaluinya meski prosesnya kadang sangat buruk, misalnya menangis di kamar mandi yang pake gayung, jujur menangis di bawah shower seribu kali lebih lezat tapi buruk untuk lingkungan. Menangis di kamar mandi yang ada gayungnya, selain ramah lingkungan juga terasa budaya golongan kita. Bisa nangis lebih sendu karena suara keran yang masuk bak lebih kenceng sih.



Comments

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga ...

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar...

Entry 5 - Gratitude Journal: Wished

What is something that you have now that seemed like a wish back then? The first thing that comes to my mind is the freedom to do anything.  Hal yang tampak seperti mimpi dulunya adalah melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa. Beberapa di antaranya merupakan adegan berbahaya yang hanya bisa dilakukan oleh ahli. Hal seperti bepergian sendiri kemanapun, membeli barang-barang lucu yang diinginkan, bahkan berpikir hanya untuk diri sendiri. Aku tidak tahu kenapa kota tempatku tinggal,  Karawang disebut Kota Pangkal Perjuangan, tapi aku cukup tahu semua orang di sini memang bergelar pejuang. Menjadi dewasa artinya bergerak menjadi seorang yang berjuang. Dulu semuanya diperjuangkan oleh orang lain tanpa kita maknai. Sekarang aku tahu betapa lelahnya itu, tapi tidak ada seorang pun bertanya, karena semua orang ingin beristirahat juga. Aku suka menjadi dewasa karena hal-hal yang tidak terlihat ketika aku kecil, sekarang semuanya nyata. Sayangnya, kita semua mend...