Pernah suatu ketika posting sesuatu tentang ayah, tiba-tiba ada yang komen "enak ya masih punya ayah." Dalam hati ini, di satu sisi merasa bersyukur bahwa masih punya ayah. Sisi lain, kasian sama yang ga punya ayah itu, dan itu melipatgandakan rasa syukur yang sama, syukur karena punya ayah. Pernah juga diri ini, masih sangat amat lemah hati ini, sampai bisa-bisanya bisa bersyukur karena masih punya ibu, ketika dicurhatin seseorang yang ibunya sudah tiada. Dari situ, ngerasa malu sendiri. Kenapa rasa syukur yang aku punya harus dengan proses perbandingan dengan orang lain yang keadaannya lebih buruk dariku? Apa nggak bisa ya aku bersyukur, cukup karena aku bisa bersyukur? Muncul perasaan sakit berkepanjangan. Gimana kalau kelak aku di posisi mereka? Apa pantas kalau ada seseorang bersyukur atas apa yang tidak kita miliki? Aku jujur aja, kadang ngerasa bersalah dan ingin minta maaf karena beberapa syukur muncul dari kerendahan pikirku. Pikiran yang sangat pendek tentang memili
attempting to be the place where thought can float