Dulu banget pas baca The Subtle Art of Not Giving a F*ck, kepikirannya cuman dua. Ternyata di dunia ini banyak ya yang terganggu sama pemikiran orang lain, dan ternyata ini pun dialami oleh bule yang memiliki traits confidence dan seharusnya mampu menampilkan sisi superiornya. Menurutku buku tersebut lahir dari keresahan orang-orang yang bertanya, “gimana ya caranya supaya gue berhenti peduliin apa kata orang?” Lagi-lagi seiring aku mendewasa, aku tau pertanyaan tersebut salah. Faktanya semua orang emang peduli apa yang dipikirkan oleh seseorang tentang dirinya. Fakta lainnya peduli sama apa yang dipikirkan oleh semua orang, sudah jelas, adalah sebuah kesalahan. Seenggaknya, yang harusnya kita lakukan adalah menyelaraskan apa yang kita ketahui tentang diri kita dengan apa yang dipikirkan orang tentang kita. Dalam implementasi lanjutannya, kita justru perlu mengubah apa yang dipikirkan orang mengenai kita menjadi berguna buat diri kita sendiri. Improvisasi personal, misalnya? Ka
attempting to be the place where thought can float