Skip to main content

Hai, Apa Kabar?

Ada hari dimana aku harusnya ngobrol sama diri sendiri. Kadang aku tidak melakukannya karena so sibuk ga jelas ngapain. Sekedar bernafas saja ternyata cukup menyita waktu yaa.. Padahal keharusan ngajak ngobrol dengan diri sendiri itu penting karena diri sendiri juga butuh terkoneksi. Kamu apa kabar? Iya.. aku baik-baik saja hari ini. Kalau besok, belum tahu. Semoga besok juga baik.

Ada hari dimana baiknya kita menenangkan diri dengan melakukan refleksi. Seringkali kita  tenggelam dalam penderitaan yang dilabeli jalan hidup. Kabar baiknya, di dunia ini aku tidak hidup sendirian. Masih ada keluarga, sahabat-sahabat baikku, dan juga 7 milyar warga bumi lainnya.

Ada hari dimana aku sepatutnya rehat dan menarik diri dari peredaran. Karena aku tahu, dengan beristirahat sebentar saja, aku mampu lebih banyak bersyukur atas nafas hari ini, atas kesempatan-kesempatan yang selama ini tak selalu disyukuri sebagai rizki.

Ada hari dimana kita seharusnya menyadari bahwa rasa diletakkan terlebih dahulu, barulah akal. Pahami bahwa ada hati yang harus dirawat, kemudian barulah ada logika yang harus ditata. Akhir-akhir ini, berbicara dengan diri sendiri terasa sangat sulit. Bahkan kadang kita menutup diri dari diri sendiri. Semakin kabur dan hilang tentang apa yang diinginkan dan apa yang sebaiknya dilakukan.

Ada hari dimana kita selayaknya menyikapi masalah dan solusi yang datang dengan kebijaksanaan. Tidak lupa sambil mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri yang tidak menyerah, yang terus berjuang melalui pasang surut kehidupan. Makasih ya…aku…

Hari demi hari berganti, di setiap sore semoga selalu tersedia ruang sebagai persinggahan syukur. Sebagai pengingat bahwa hari ini telah usai dan perjuangan untuk esok masih terus berlanjut. Selesaikan tugas satu persatu. Semua yang baik dan yang tulus akan kembali kepada sang pemilik do’a. Mungkin segera, mungkin kelak. Makasih yaa… aku… Makasih juga… kamu…

bonus foto bidadari surga sebelom bekerja mencari sebongkah berlian

Comments

  1. Hi Bidadari! Jangan lupa tersenyum setiap hari ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaciw banyak bidadari surga yang tetanggan di surganyaa (wkwk puedeeeee bangetss)~~~ jangan lupa senyum juga terutama sama diri sendiri :')

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga ...

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar...

Rethinking about Value

Setelah baca bukunya Matt Haig, aku baru ngeh.. beliau itu pemikirannya sedikit banyak mengurai apa yang muslim harus tahu. Salah satunya adalah tentang VALUE. Selama ini, kupikir value itu konsep yang diciptakan dan dikembangkan manusia untuk menjadi manusia yang diterima secara sosial, atau paling nggak menjadi manusia yang bisa membanggakan seseorang yang dicintainya. Misalnya aja, seseorang dianggap memiliki value ketika ia bertanggung jawab, punya integritas, punya kepribadian yang unik, punya passion yang diperjuangkan, punya ketangguhan dalam menghadapi gempuran masalah, dll dll. Semua itu.... dilakukan demi ayang. HEH bukan. Yaaaa maksudnya semua itu dilakukan demi menjadi manusia yang 'desirable' atau paling nggak 'acceptable' lah yaa.. Makanya orang tuh harus terus berusaha untuk mengenali dirinya, supaya tahu value apa lagi nih yang harusnya ada di dirinya, yaa biar bagusan dikit jadi manusia. Atau value apa yang harus di-achieve biar bisa so emejing like yo...