Tahun 2010, saya suka
dengerin radio Daarut Tauhid tiap malam Jum’at. Isinya kajian tauhid yang
dibawakan oleh Aa Gym. Sebelum tahun itu, siraman rohani saya peroleh hanya
dari Ibu yang tiap pagi nyetel Mamah Dedeh sekenceng-kencengnya untuk
menandakan aktivitas sudah seharusnya dimulai. Kemudian kadang weekend disetelkan
secara lantang oleh Ibu ceramah berjudul Damai Indonesiaku.
Saya lupa entah itu kajian yang tanggal dan bulan berapa. Yang saya ingat dengan jelas adalah Aa Gym bilang kalau sahabat itu harusnya saling mencintai karena Allah, kelak persahabatan itupun akan sampai surga. Terus saya celingukan bingung sendiri. Saya punya ngga ya sahabat yang kaya gitu? Yang saling cinta karena Allah, yang bisa bikin makin giat beribadah dan asyik mengejar akhirat. Awalnya mikir agak lama, karena setelah diselidiki mendalam, kok ya ngga nemu gituuu~
Selama ini punya sahabat ngga pernah berpikir sevisioner itu sampe harus nanti kita sahabatan sampe surga. Lha kan ketemunya di bumi, malahan yang di bumi juga belum tentu bisa sahabatan terus sampe akhir hayat. Persahabatan kan juga ada masa kadaluarsanya seperti Sari Roti yang kamu makan. Dangkalnya akuu..
Lalu saya saat itu mendadak pengen punya sahabat yang solehah. Berhubung diri ini ngga solehah-solehah banget, meski selalu mencoba kesana, cuman belum sampe level yang bisa memberi rahmat hidayat syafaat gitu. Sangat cetek dan mudah kendor. Dimana ya nyari mereka? Do’a dulu deh, semoga diketemukan. Kalau sekarang ngga ketemu, jadikan aja sahabat-sahabat saya yang sekarang lebih solehah ya Allah, biar bisa awet ini sahabatan sampe surga dongs.
Kenapa coba pengen banget punya sahabat yang se-solehah itu dan bisa saling mencintai karena Allah? Karena eh karena mereka ini sesungguhnya adalah kunci untuk nge-cheat masuk surga mudah murah meriah ngga pake ribet. Bayangin dong ada hadits kaya gini:
“Jika penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu waktu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah, ‘Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami. Sewaktu di dunia kami selalu bersama, kami shalat bersama mereka, kami puasa bersama mereka dan kami berjuang bersama mereka.’ Dan Allah pun berfirman, ‘Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun sekecil zarrah,'” (HR Ibnu Mubarak dalam Kitab az-Zuhd).
Saat itu, saya hanya bisa do’a. Tapi dikabulkan sangat lama. Lama karena apa? Karena saya juga memperbaiki dirinya lama. Saya ngga ambis sama sekali, ngalir…. Emang sih kalau ngga memperbaiki diri, ya ngga nemu, orang nemunya aja di pengajian. Susah emang anak introvert macam aku yang hobinya diem aja di rumah, bertelor kaga kan~
Tahun 2015, hobi sekali ke pengajian DT langsung di masjidnya, tahun itu punya banyak do’a. Di tahun itu saya tersadar saya sebenarnya sudah menemukan rombongan sahabat yang bisa bersama di surga kelak yang dulu saya minta di tahun 2010. Iya, sahabat-sahabat ini adalah sahabat yang sudah saya kenal dari awal tahun 2010. Mungkin Allah maunya saya memantaskan diri dulu biar bisa bersanding dengan yang pantas itu. Saya selama bersama mereka, jujur saja ngga pernah liat sisi relijius yang maha dahsyat, karena menurut saya ibadah itu sifatnya personal. Jadi saya ngga pernah ambil pusing dan sangat menghormati mereka.
Makin kesini kok ya mereka makin kerasa aura bidadari surganya. Merekalah yang hobi sekali ngajak datang pengajian live. Saya mulanya memang anak rumahan jadi dari dulu merasa cukup dengan streaming.
Cuman bedanya ngaji live itu, kalau di sesi do’a mereka vibenya syahdu banget, sampe yang nangis-nangisan gitu loh. Saya juga nangis sih tapi dikit aja, bukannya irit air mata, hanya saja memang canggung kalau ada banyak orang terus nangis. Tapi kok mereka bisa ya senangis itu. Nangis heboh dan matanya sampe merah dan ingusan juga (?) MEREKA SEAKRAB ITU SAMA ALLAH??
Aa Gym pernah bilang, Ibnu Jauzi berkata kepada sahabatnya sambil menangis, “Jika kamu tidak menemui aku di surga bersama kamu, maka tolonglah tanyakan kepada Allah tentang aku.”
Demi apapun, saat itulah saya ngerasa ingin menyampaikan apa yang disampaikan Ibnu Jauzi pada sahabatnya. “Cariin gw ya kalau gw ngga ada di surga..”
Saya ngga se-solehah itu, makanya saya merasa penting untuk terus menjaga mereka di sisi saya.. Tapi saya ingat sahabat saya akhir-akhir bilang, “aku menyebut nama kamu dalam do’aku”
Merinding banget ngga sih dikasih tau kaya gitu. Kaya dikasih kado ulang taun tapi pas ngga lagi ulang taun. Baik banget gila sahabatku.
Aku pernah baca tafsir QS Al-A’raf: 151, isinya do’a Nabi Musa.
قَالَ رَبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِأَخِى وَأَدْخِلْنَا فِى رَحْمَتِكَ ۖ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Artinya: Musa berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".
Ada salah satu tafsir dari Fathul Qadir yang menyatakan:
Ka'b berkata : boleh jadi seseorang yang hanya berdiri mendapat kesyukuran baginya, dan boleh jadi juga seseorang hanya tidur mendapat ampunan dari tuhannya, hal itu ketika dua orang yang saling mencintai karena Allah, kemudian berdirilah salah satu dari keduanya untuk mendirikan shalat, lalu Allah ridho dengan shalat dan doanya, dalam doanya ia menyebut saudaranya dan mendoakan untuknya padahal saudaranya sedang tertidur pulas.
Hepi banget ga sih, tiduran aja diampunin dosanya karena dido’ain sama sobat tercintakuu?
Hmm. Memang sungguh relationship goals.
ayat tentang persahabatan~ |
Pokoknya janji, aku juga ingin jadi orang yang bisa membawa syafaat. Yang bisa bikin sahabatnya terselamatkan. Biar nanti di surga ga kesepian kan 😊 Nih aku simulasi dulu, "Ya Allah dimana sahabatku, kenapa aku tak menemuinya di surga ini?", semoga aja Allah jawabnya "oh.. sahabat kamu ada di surga level VIP" 😜😜😜
Luv untuk kamu sahabat-sahabat sedunia dan sesurgaku…
💖💖💖
Comments
Post a Comment