Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2020

Tomorrow Mourning

Ramadhan kali ini terasa berbeda. Semua kegiatan ibadah komunal tidak dilaksanakan. Tarawih, buka puasa bersama, I’tikaf, sholat idul fitri, bersilaturahmi ke rumah orangtua, ziarah makam. Sebetulnya kalau dipikirkan secara matang, anjuran  social distancing  sendiri adalah bentuk puasa, karena di dalamnya terdapat pelatihan menahan diri untuk kebaikan bersama yang lebih besar. Puasa yang menanamkan bagaimana menahan diri dari godaan nongkrong. Puasa yang melatih kesabaran untuk tetap produktif bekerja sekalipun kondisinya kurang kondusif. Puasa yang mengajarkan kebiasaan baru untuk semakin menjaga kebersihan. Untungnya… kita sudah terlebih dahulu diberi waktu satu bulan trial, setidaknya adaptasi tak begitu memakan waktu.   Saya sudah lama sekali tidak pernah menghabiskan satu ramadan full di rumah. Dua tahun sebelum ini, saya menghabiskan Ramadhan di Jepang karena bersekolah. Sementara tahun lalu, saya menghabiskan Ramadhan di Bandung karena bekerja. Tahun 2020 menj...

Hari Ini, Surga Terasa Jauh

Sebenarnya judul ini terlahir ketika aku membaca terjemah Surah Al-Qiyamah. Surah tersebut tidak sedikitpun berbasa-basi, langsung menguarkan bau kematian dan tragedi hari kiamat. Itu semua mengingatkan bahwa selama ini aku hidup dalam kelalaian dan seringkali melupakan bahwa hari akhir itu pasti datang. Aku selalu merasa lebih dekat ke bumi. Surga terasa jauh. Sejak pertengahan Maret lalu, untuk pertama kalinya kematian terasa sangat dekat. Jaraknya tidak lagi sepelemparan tombak, kini jaraknya sekilat kedipan mata. Jika kalian sebelumnya tidak begitu dekat denganku, maka ketahuilah, bahwa aku memiliki pengalaman ditinggalkan karena kematian. Kakakku, adikku, salah satu paman favoritku, dan sahabat dekatku. Rasa kehilangan yang menghampiri sama sakitnya seperti tulang yang menyangga badanmu dilolosi satu persatu, kemudian pada dadamu ditimpakan bumi dan segala isinya, beratnya meremukkan dan menghancurkan segala daya. Imbasnya sampai terasa di jiwa dalam getaran atomik yang memb...

The New Normal

Hai kamu, semoga selalu mempesona seperti kumbang-kumbang di taman yang sebenarnya adalah hachi anak sebatang kara (wait, bukan, hachi adalah lebah madu, hmm, ngaco ih)… Oke, oke, kalau gitu, semoga selalu mempesona seperti tahi lalat bu Mega yang nampak konsisten dan selalu ada di sana jika siapapun membutuhkan (naon ateuhh) Bu Mega dengan tahi lalatnya yang mumpuni Akhir-akhir ini, aku menyadari banyak hal, salah satunya bahwa, di tengah pandemi ini kesehatan mental semakin diuji sampai pada tahap mengubah seseorang menjadi lebih dekat atau makin jauh dengan Tuhannya. Salah duanya adalah, bahwa ketika manusia harus menghadapi dirinya sendiri, manusia menunjukkan jati dirinya. Banyak dari kita yang menempuh jalan-jalan kebaikan seperti mengembangkan diri dalam hobi baru atau menekuni hobi lama yang tersita waktu kerja. Membuat dalgona. Menjajal resep yang selama ini hanya menjadi tontonan pengiring makan. Menonton film dan serial TV yang katanya menarik. Membaca buku ya...