Skip to main content

Pet Peeves

Sebenernya sebelum menulis ini gw udah pernah googling apa itu pet peeves, karena ada seorang peneliti senior yang mencuit kurang lebih seperti ini, “pet peeves gw adalah reviewer yang mengomentari paper ‘hasil penelitianmu tidak mengejutkan’, yaelah emang gw tukang sulap yang tugasnya bikin lo kaget”
Intinya gitu. Gw juga pernah sih mengalami kondisi yang sama, tapi saat itu justru yang gw pikirkan adalah “ga ada komen yang lainnya apa?” 😒

Balik lagi ke pet peeves, jadi artinya itu semacam hal yang mungkin bagi seseorang itu nyebelin banget tapi bagi orang lain ngga.
--Btw kata internet, peeves itu artinya marah atau sebel..sedangkan pet artinya binatang piaraan. Kalau digabung jadi binatang piaraan yang nyebelin #lahkok—
Ya intinya pet peeves itu hal-hal yang bikin lo kesel yang lo piara… ya emang bagi lo bikin gondok aja.



Jujur gw dibesarkan dengan rasa toleransi yang amat tinggi, pokoknya rasa toleransi gw tuh bisa menembus stratosfer. Bahkan nih kalau ada alien cina dan dia makan kurma isi babi, gw masih mau berteman dengannya kalau dia berwawasan luas dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Oleh karena sulitnya tahu apa pet peeves gw, gw meneliti diri gw di bawah mikroskop dan lensa batin yang telah diasah oleh penderitaan menahun menempuh pendidikan.

Gw rasa pada tingkat tertentu gw bisa kesel sama orang, mungkin karena benci sama orangnya, mungkin karena gw nya lagi ngga punya duit, kurang tidur, stress mikirin cucian yang kehujanan dan tar bau, atau gw lagi tidak stabil secara hormonal.
Tapi memang ada beberapa hal di dunia ini yang bisa dimasukkan ke dalam kategori ‘pet peeves’ nya Aang.

1. orang yang lelet saat dibutuhkan untuk cepat 😡
No offense buat putri Solo dan keturunannya yang kena streotipe alon-alon asal kelon (eh). Gw bete banget sama orang yang gerakan dan mukanya lemah letih lesu lunglai, pengen rasanya gw cekokin minyak ikan penambah nafsu makan, atau rasanya pengen nyuruh dia makan sate kuda laut. Awalnya gw tahu ini dari mamih gw, karena kami pernah gregetan banget ketemu orang yang lamban, dan kami langsung bertatapan mata sambil bola mata kami naik dan jumpalitan, kesel abis.


Kalau mau berlambat-lambat ria, please jangan di depan kami, karena tanpa kalian ketahui, ini adalah siksaan jiwa yang sangat mungkar dan nakir.

2. orang yang kalau ngomong bikin pusing 😤
Kalau kalian ngga pernah ketemu orang yang bikin kalian mengernyitkan dahi, mungkin kalian belum hidup cukup lama di bumi ini.
Pada suatu fase di kehidupan ini, kalian akan mengobrol dengan orang yang bikin kalian “ngomong naon sih sia teh?”….gw bukan membicarakan dosen gw, karena mereka memang menjelaskan hal yang pusing, tapi dengan tujuan mulia untuk membuat gw mengerti.


Ngomong sama orang yang bikin pusing ibarat ngomong dengan orang gila, dan gila itu bisa nular. Gw akui gw memang gila, tapi gw kalau ngomong masih sistematis dan mengikuti kaidah dan norma yang berlaku.
Ya pokoknya kurang-kurangin lah ngobrol sama orang lieur, ngurangin umur guys…

3. orang yang ngga baca buku 😣
Oh fyi, kalau kalian bilang ga suka baca buku atau bilang ga punya penulis favorit, gw diam-diam merasa bahwa oksigen yang kalian hirup itu adalah suatu kesia-siaan yang purna.
Gw masih bisa mentolerir hal tersebut karena gw tahu membaca merupakan perintah malaikat kepada Nabi, jadi jelas kesulitannya itu level Nabi guys.
Tapi kalau kalian dengan serta merta bilang “aku mah ga baca buku”, gw bakal terdiam membisu mencari alasan untuk segera terhindar dari orang yang kurang berwawasan.


Karena menurut gw, orang yang ngga baca buku, hanya berarti dua hal: buta huruf atau sempit pemikiran. Gw lebih menghormati orang yang buta huruf ketimbang yang sempit pemikiran.
Bye manusia cupet radikalis yang bergelimang keangkuhan!

Sekian bahasan pet peeves-nya Aang!
Semoga diri kalian yang sejatinya bukanlah apa yang orang lain benci. 😙

Comments

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar

Rethinking about Value

Setelah baca bukunya Matt Haig, aku baru ngeh.. beliau itu pemikirannya sedikit banyak mengurai apa yang muslim harus tahu. Salah satunya adalah tentang VALUE. Selama ini, kupikir value itu konsep yang diciptakan dan dikembangkan manusia untuk menjadi manusia yang diterima secara sosial, atau paling nggak menjadi manusia yang bisa membanggakan seseorang yang dicintainya. Misalnya aja, seseorang dianggap memiliki value ketika ia bertanggung jawab, punya integritas, punya kepribadian yang unik, punya passion yang diperjuangkan, punya ketangguhan dalam menghadapi gempuran masalah, dll dll. Semua itu.... dilakukan demi ayang. HEH bukan. Yaaaa maksudnya semua itu dilakukan demi menjadi manusia yang 'desirable' atau paling nggak 'acceptable' lah yaa.. Makanya orang tuh harus terus berusaha untuk mengenali dirinya, supaya tahu value apa lagi nih yang harusnya ada di dirinya, yaa biar bagusan dikit jadi manusia. Atau value apa yang harus di-achieve biar bisa so emejing like yo