Pagi ini ketika sedang berselancar di youtube saya menemukan
sebuah video dari channel That Japanese Man Yuta yang memotret bagaimana pandangan
orang jepang terhadap adanya Tokyo Olympic 2020. Seperti biasa polarisasi
selalu terbentuk ke dalam tiga bagian, yang setuju, yang tidak setuju, dan yang
bodo amat. Kebanyakan dari yang diwawancarai setuju karena dengan adanya
Olympic akan mendatangkan keuntungan ekonomi, terbukanya mata umat manusia akan
budaya jepang, dan beberapa lagi menyatakan karena kesukaannya pada olahraga. Dari
kubu yang tidak setuju nampak seperti para pesimis dan orang yang waspada akan
segala ancaman teroris, atau bahkan menyangsikan adanya keuntungan finansial dari
mega event ini. Beberapa menyatakan bahwa mereka tidak terlalu tertarik, orang
jepang memang cenderung sangat ignorant alias cuek. Mayoritas memang cenderung mengungkapkan
rasa setujunya.
Ketika hari sabtu lalu saya singgah di pusat Tokyo, mereka
memang nampak sedang berbenah, mulai dari stasiun, stadium buatan Kengo Kuma di
Shinjuku sampai salah satu pembangunan perumahan untuk kelak digunakan untuk
para atlet. Persiapan ini terasa sangat kencang karena logo Tokyo Olympic kini
terpampang di tiap sudut.
Beberapa minggu lalu ketika saya di lab, seorang teman lab
bernama Ryo bertanya apakah saya melihat pembukaan Tokyo Olympic yang dilaksanakan
di Rio De Janerio dengan Shinzo Abe menggunakan kostum Mario Bros. Ryo
merupakan member lab favorit saya karena dia cenderung tidak banyak bicara
padahal dia tahu banyak informasi. Selain itu Ryo juga memberi kesan bahwa dia
dibesarkan dengan baik oleh orangtuanya, terlihat ketika dia kadang bersenandung
lagu secara tidak sengaja ketika dia akan melakukan sesuatu. Ryo nampak sangat
normal, suka sport, Star Wars dan melakukan inisiasi pembicaraan ketika tidak
banyak orang. Tipikal manusia pada umumnya.
Pada saat aku berbincang dengan Ryo aku belum menonton video
reaksi orang Jepang akan diselenggarakannya Tokyo Olympic 2020. Tapi aku yakin
bahwa Ryo akan berkata bahwa dia setuju, tentu dengan alasan ekonomi dan
kesukaannya pada olahraga.
Oiya, tahun ini Skateboard akan masuk ke jajaran olahraga
yang dipertandingkan di Tokyo Olympic dan juga kembalinya gulat ke Olympic.
Aku dan Ryo kemudian mengomentari Abe, sebelumnya aku pernah
menonton video dari channel Youtube Asian Boss yang berisi bahwa pemuda-pemudi
Jepang cederung tidak peduli lagi dengan isu politik di Jepang dan banyak yang
memilih abstain dalam pemilihan umum. Meski begitu, Ryo bilang bahwa banyak
yang tidak suka terhadap politik karena seringkali banyak kejadian tidak masuk akal
dan apabila ada kebijakan cenderung dipaksakan dan buru-buru. Ryo dan seorang
anggota lab lainnya yang saat itu tidak ada, yang bernama Kazuya, agak kesal dengan
politik karena sangat bodoh dan tidak pro rakyat kecil. Ryo bilang, kazuya ingin
menjadi Menteri keuangan di Jepang. Tentu saja aku akan sangat mendukungnya,
karena aku percaya akan kemampuan Kazuya.
Aku juga punya firasat bahwa apabila Kazuya ditanya apakah
dirinya setuju atau tidak dengan adanya Tokyo Olympic, tentu Kazuya akan
menjawab setuju, pastinya karena benefitnya akan lebih banyak ketimbang risk
atau dana yang harus dikeluarkan. Bukankah semuanya masih tentang profit?
Ryo hari itu memberi tahuku bahwa tahun ini dia akan bekerja
dan tinggal sendiri di perumahan milik kantor di Yokohama. Ryo untuk pertama kalinya
akan tinggal sendirian, setelah selama ini dia menjadi anak yang dibesarkan
dengan baik oleh orangtuanya dan tinggal bersama mereka di kota Tokyo. Saya bertanya apakah dia menanti-nanti
kesempatan ini, dia bilang ini akan menjadi hal yang mendebarkan karena ini
untuk pertama kalinya. Saya melihat pancaran kebahagiaan dan senyum kecil
diwajahnya.
Hari ini saya tahu Tokyo Olympic 2020 akan menandai satu
hal, perbaikan infrastruktur yang meskipun membutuhkan banyak biaya tapi
bangunan tersebut akan memberikan manfaatnya untuk jangka panjang, sehingga
bisa dilihat sebagai bentuk investasi untuk menarik lebih banyak turis. Selain itu
juga, ada pemersatu bangsa yang cenderung pendiam ini, kali ini akan lebih
banyak bahan percakapan dan banyak juga alasan untuk belajar bahasa inggris agar lebih mantap.
Ketika hari sabtu lalu aku pergi ke Tokyo Metropolitan
Building, aku kagum dengan satpamnya yang fasih berbahasa Inggris. Sangat sulit
menemukan pegawai publik berbahasa inggris di dekat kampusku, tapi di pusat
Tokyo, semua orang sangat lancar dan membuat kita terbantu.
Semoga di masa depan aku bisa menyaksikan Tokyo Olympic yang
harganya dibandrol sekital 7,000 hingga 150,000 yen atau sekitar 800ribu hingga
2juta rupiah untuk satu tiket pertandingan.
Terima kasih kepada Ryo dan Kazuya yang namanya telah
dicatut untuk postingan kali ini. 😍
Comments
Post a Comment