Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

Menua Tanpamu

Aku menua tanpa sepengetahuanmu. Beberapa keriput baru muncul dan kamu belum melihatnya. Berlembar-lembar uban yang belum kamu sisir dengan tanganmu. Ceruk di mataku menjadi telaga kehitaman menunggu sekilas wajahmu kutemukan. Kamu tahu kapan aku tahu bahwa aku menua? Aku tahu aku menua ketika aku mencoba fokus di depan laptop, dan sejam kemudian leher dan bahuku terasa pegal. Aku tahu aku menua ketika aku berjalan-jalan cukup lama dan ketika akan duduk, aku ancang-ancang dulu karena kakiku terasa remuk. Aku tahu aku menua ketika aku tidak mengerti apa yang anak berseragam SMP itu ucapkan di angkot, semuanya seperti kode biner. Aku menua tanpamu, dan aku tahu kamupun menua tanpaku. Tenang saja. Aku akan suka pada senyummu bahkan ketika keriput di ujung matamu menampakkan dirinya satu persatu. Aku akan suka pada kulitmu yang teroksidasi waktu dan terpapar matahari. Aku akan tetap memandang matamu yang menghitam dan menyesap kesejukan pagi dari dalamnya. Aku ak...

Untuk Badai

Aku jarang menjumpaimu. Menjadi sesuatu yang besar mungkin memenjarakanmu. Suatu ketika, kita bertemu. Percakapan basi macam “sepertinya hari ini akan hujan” tak pernah terlempar di udara. Karena kamu adalah badai. Kamu merasa tidak perlu memperjelas ketidaksukaanmu pada topik yang berhubungan dengan cuaca lain. Kamu bertanya, “apa yang manusia lakukan selama aku pergi?” “Mereka hidup dan bertanya. Ilmuwan terus hidup dan bertanya ‘bagaimana?’. Filsuf bertanya ‘mengapa?’. Sisanya bertanya ‘apa?’”, kataku. “Kamu sendiri bertanya?” “Ya. Aku bertanya ‘bagaimana jika’. Mungkin aku terlalu bodoh untuk hidup di alam realitas.” Aku selalu jadi si bodoh dan kamu dengan egomu selalu jadi si hebat. Mungkin aku terlalu pecundang untuk mendampingimu. Setiap kali kamu pergi, ada titik dimana kamu kembali menanyakan dunia ini padaku, aku tersenyum kecut. Kamu tidak tahu namaku. Padahal aku menggemeretakkan atap-atap rumah dan meneriakkan kesunyianku dalam penantian. Lalu aku mem...