Kenapa relationship kita dengan negara selalu berkisar antara cinta atau benci? Ngga pernah biasa aja.
Banyak orang stress nonton berita, ngga bisa handle kenyataan kalau di luar sana orang jahat lahir tiap detik.
Katanya jangan pernah tanyakan apa yang negara berikan untukmu, tapi tanyakan apa yang pernah kamu berikan untuk negaramu.
Intinya selama ini kita saling memberi, tapi juga saling meniadakan.
Bayar pajak, pajaknya dinikmati juga oleh kita. Cinta sesama, sesamanya juga cinta kita.
Apapun dibalas. Jadi ngapain tanya-tanya apa yang pernah diberikan, ngga ada yang memberikan lebih banyak.
Dalam hubungan ini ngga ada yang mendominasi. Tapi kenapa kita tetep ngga bisa biasa-biasa aja?
Selalu antara cinta dan benci.
Cinta karena kedamaiannya, benci karena angka kriminalitasnya.
Cinta karena ada kebaikan dan harapan di dalamnya, benci karena juga ada ketidakadilan.
Seperti apa sih hubungan seharusnya kita dengan negara? Kenapa kita ngga bisa ambil sikap tegas. Saya cinta tanah air saya. Atau saya benci.
Saya bertanya mengapa di awal saya hidup cinta tanah air itu diajarkan. Katanya cinta itu fitrah manusia, dan kodrat Ilahi. Lalu kenapa harus diajarkan?
Apakah karena manusia bisa hidup tanpa negara?
Seharusnya bisa, sehingga kita tidak buang-buang waktu untuk mencari tahu apa itu cinta tanah air. Atau mengapa kita sebegitu membencinya dan tetap tinggal dan berpijak di tanahnya?
Apa sesungguhnya yang saya rasakan tentang negara saya?
Saya sama seperti yang lain, tidak tahu apa-apa tentang negara. Untuk mencintai saja, saya butuh alasan. Apalagi untuk membelanya.
Saya tahu jauh di dalam lubuk hati saya, saya tidak membenci negara saya.
Tapi saya juga tidak tahu apakah saya punya cukup alasan dan keberanian untuk mencintai negara saya.
Comments
Post a Comment