Tepat pukul 5.30 pagi, seseorang menelepon saya. “Neng, beliin pulsa dong. Lagi di Sumedang nih.” Untung saya sudah bangun dan sadar sepenuhnya. Skenarionya mirip banget sama mamah minta pulsa karena mamah lagi di penjara. Bedanya ini mamih saya beneran, nomornya juga bener dia, dan syukurlah dia ngga lagi di penjara. Abis cuci muka saya langsung keliling-keliling nyari tukang pulsa, dan ngga ada yang buka satupun jam segitu. Hey kok yang dagang sarapan banyak tapi yang jual pulsa masih tutup, kan kita ngga bisa makan uduk tanpa hp yang buncit oleh pulsa? Ngga ada yang buka, Indomart aja masih tutup. Akhirnya terlintas buka francise namanya Pulsamart, kios pulsa 24 jam. Saya memutuskan untuk pergi ke ATM terdekat. Ketika itu...saya sadar betapa pentingnya pulsa. Dan betapa saya seringkali menyepelekan pulsa. Orang yang bilang dia ngga bisa hidup tanpa kekasihnya, mungkin belum pernah merasakan hidup tanpa pulsa. Pulsa apapun bentuknya, mau pulsa telpon atau pulsa in
attempting to be the place where thought can float