Bukan
cuma seleksi karyawan perusahaan aja yang memerlukan interview yang
komprehensif, mencari orang yang tepat buat melabuhkan jangkar hidup juga perlu
interview. Inget loh, orang tersebut
merupakan seseorang yang kita pilih menjadi dermaga tempat kita berlindung, dan
badai setiap saat bisa menghantam biduk rumah tangga seseorang. Kita harus
yakin betul bahwa dia kompeten dan sudah siap siaga untuk lepas landas.
Kalau
nanti kamu lagi menggebet seseorang, wajib hukumnya menyelidiki karakternya.
Terserah mau nanya ke orangnya langsung, atau ke neneknya, ke dosen
pembimbingnya, atau ke tukang nasi uduk langganannya.
Saya
sendiri biasanya kalau masa PDKT udah mulai menyelipkan pertanyaan tanya jawab
yang sifatnya tidak terstruktur, tidak sistematis, tapi cukup valid untuk
menjawab rasa ingin tahu saya akan karakternya.
Nah,
kali ini saya mau memaparkan semacam pedoman wawancara buat pegangan kalian,
dan mungkin bisa menambah topik pembicaraan kalau lagi diem-dieman ngga ada
bahan obrolan.
1. Suka travelling ga?
Pernikahan
itu sifatnya long run. Jarak jauh.
Jangka panjang. Saya percaya orang yang suka travelling cenderung reliable (bisa diandalkan) karena traveller selalu dihadapkan pada
kenyataan bahwa ‘Everything can go wrong
at any moment. How you will survive or deal with problem?’.
Kalau
dia bilang ngga, red flag. Coba ajak
travelling dan putuskan sendiri apakah dia orangnya ternyata ribet,
uring-uringan mulu, atau justru asik dan bisa kompromi sama masalah.
Kalau
dia bilang dia suka travelling, korek terus. Pernah travelling kemana? Dengan
siapa? Jenis travellingnya kaya gimana?
Jenis
travelling yang ikut agen dan paket
VIP tentu beda nilainya dengan yang travelling
backpacker sendirian.
Makanya
nih, buat kalian yang ngga pernah travelling, coba lah sekali-kali. Ngga ada
salahnya jadi turis di negri sendiri. Mungkin di perjalanan malah bisa ketemu
jodoh.
2. Suka nonton film (sebutkan
genre film yang kalian suka) ngga?
Pertama
saya mau bilang kalau genre film yang seseorang suka itu sifatnya personal taste. Ngga bisa diprotes. Ngga
perlu dirubah.
Dia
suka film horor, kamu suka romantis. Yaudah.
Dia
suka heroes, kamu suka drama korea. Biarin.
Dia
suka fiksi sains, kamu suka thriller. Ngga masalah.
Selera
itu ngga harus selalu sama untuk bisa jadi jodoh. Toh kalau saling cinta bisa
bertoleransi satu sama lain.
Hanya
saja, genre film yang seseorang suka bisa menggambarkan sifatnya.
Beberapa
orang untungnya cukup open-minded
untuk mencoba berbagai genre dan menyukai jenis apapun selama filmnya bagus.
Tapi beberapa orang juga ada yang punya genre khusus, dan ngga suka yang
lainnya.
Rata-rata
perempuan wajar suka sama romance, dan sifatnya juga harap dimaklumi jadi
mengharapkan pria bersikap seperti apa yang dia tonton.
Rata-rata
lelaki ya sukanya heroes, action, fiksi sains, wajar kalau mereka bersikap
ksatria dan mencoba selalu melindungi sesuatu.
Ya
bisa dinilai sendiri sih ini.
Saya
punya teman yang suka film psikopat gitu, dan sifatnya tsundere. Galak tapi
diam-diam peduli. Saya agak takut sama selera film dia sih, tapi after all she is nice, and that what’s
important.
Don’t forget to ask what’s
his/her favourite movie. Watch it and judge it silently! You can ask why he/she
like it if you already watched the movie.
3. Kamu suka baca ngga?
Pertanyaan
ini penting untuk menciptakan lingkungan keluarga ilmiah yang mendasarkan
prinsip hidupnya pada sains.
Kemampuan
literasi adalah budaya untuk mencerdaskan suatu generasi. Kalau seseorang membaca,
tidak usah diragukan lagi kapasitasnya dalam berargumen, high-order thinking dan kepekaan terhadap lingkungan.
Hindarilah
relationship dengan orang yang tidak
suka membaca, dan tidak punya favorite
author.
Sebenarnya
yang ini prinsip saya aja, tapi sebaiknya kamu juga mulai mempertimbangkan hal
ini. Pasangan kita harus secara akademik mapan. Jangan lupa di jangka panjang,
orang ini akan menjadi ayah/ibu untuk anak kalian. Only smart parents will raise smart children.
Gimana
sama genrenya? Tujuan seseorang
membaca itu kan untuk belajar. Selama bacaan itu mengedukasinya, tentu saja
genre bukan persoalan.
Seseorang
yang bilang dia ngga suka baca, it’s such
a big turn off. Minus sejuta.
(OOT buat cewe-cewe, reading is hot loh : http://menreadingbooksbywomen.tumblr.com/ )
4. Kalau weekend kamu biasanya
ngapain?
Banyak
orang yang melakukan hal-hal yang paling disukainya ketika weekend.
Jalan-jalan, kulineran, nonton, tidur, mengunjungi saudara, mancing, adu
burung, benerin genteng, nanam kangkung hidrofonik, macem-macem.
Kalau
kamu akan menjadi bagian dari hidupnya, kamu harus tahu kamu akan menjadi
bagian dari hal kaya gimana.
Jawaban
pertama yang keluar dari mulutnya, itu biasanya yang paling sering dia lakukan.
Jangan dibiarkan menggantung begitu aja, tanyakan juga mungkin kalian berdua
ternyata bisa sharing interest di weekend.
Some people put effort in
relationship through sharing the same interest.
5. Ceritain dong tentang keluarga
kamu?
Pertanyaan
ini ada baiknya disimpan sampai kalian benar-benar saling mengenal, agak
privasi soalnya. Take your time, udah
kencan ke 7 baru deh buka topik ginian. You
sense it lah, kalau udah membuka diri tar juga ngga sengaja ada yang
mengarah kesana.
Tanya
tentang ibu, bapak, saudara kandungnya, atau bisa juga sahabat karibnya. Mereka
orang yang paling dekat dan lebih banyak menghabiskan waktu, jelas penilaian
gebetan kamu tentang keluarganya akan ngasih kamu clue tentang perspektif dia mengenai ‘keluarga’.
Latar
belakang keluarga bisa menjelaskan sifat yang paling disembunyikan dari
pasangan.
Kalau
dia menggolongkan keluarganya ‘baik’, catat apa yang dia asumsikan sebagai
‘baik’.
Kalau
dia secara tidak langsung mengkritik keluarganya di depan kamu, camkan apa yang
dia keluhkan.
6. Tujuan hidup?
Ini
kalau interview perusahaan pasti kalimatnya : Where do you see yourself in 5 years or 10 years?
Seseorang
yang ngga tahu apa passionnya, ngga paham kualitas dirinya, ngga berencana
untuk masa depan, ramalan saya mengatakan hubungan akan berakhir 100 % dengan
kekecewaan.
Nanya
tujuan hidup itu bisa dimodifikasi jadi : cita-cita kamu apa? ke depannya
planning kamu mau ngapain?
Inget
dong sama lagu “mau dibawa kemana hubungan kita..?”nya Armada, ini salah satu
bentuk konkret pertanyaan tujuan hidup loh.
Kenapa
tujuan hidup itu perlu dan penting? Karena dalam hubungan kamu harus bring the best in each other.
So screw it kalau
ada yang bilang “Lah kok nuntut sih, nanya-nanya segala”, mission abort, macem gini ngga usah dilirik. You deserve someone better, get yourself some standard!
Mungkin
ada juga yang bilang, “Aku bukan tipe yang punya targetan, ngalir aja..”
It may seems cool, but in the
future you will realize that you waste your time.
Lebih
magic lagi yang dengan nyantai
berkata, “Ngga tahu nih, masih mikir-mikir.” Wah ini..yakin bisa mikir?
Kalau
gebetan kamu memaparkan impiannya, harapannya, apa saja yang sudah dia
persiapkan untuk meraih itu semua, SELAMAT!
Selamat,
dia baru saja berbagi impiannya bersama kamu, next step, mungkin kamu menjadi bagian dari impiannya.
7. Ada yang aku perlu tahu ngga
tentang kamu, yang kira-kira aku ngga bisa nebak tuh kalau kamu tuh kaya gitu?
TRAP
ALERT! Perangkap untuk menceritakan sebuah rahasia. Kamu harus tahu
kalau seseorang sudah menceritakan rahasianya, artinya dia membuka dirinya dan
menerima resiko kalau kamu mungkin menyakitinya tapi dia lebih milih percaya
sama kamu. Yay!
Biasanya
kalau sudah deket banget, bisa sharing secret.
Rahasia
itu kadang bisa memalukan, bodoh, atau bersifat penyesalan.
Kalau
ngga mau ngasih tahu, jangan dipaksa, beberapa bab dalam kehidupan seseorang
memang tidak layak dipublikasikan.
Bisa
disiasati dengan kamu memulai menceritakan rahasiamu.
Strategi
yang lain adalah kasih makan, katanya nih orang yang sudah membuka mulutnya
akan lebih mudah untuk membuka hatinya.
Intinya,
jajanin, lama-kelamaan juga cerita.
8. Menurut kamu ada ngga sih yang
perlu dihindarin (ngga boleh dilakukan) dalam suatu hubungan?
Sebagai
benteng aja buat kamu. Kamu harus tahu juga apa aja yang dia ngga suka dalam
suatu relationship. Kebanyakan orang
ngga ngomongin ini karena bisa jadi isu sensitif dan pihak lain tanpa sengaja
terluka.
Misalnya
pas kamu nanya, dia jawab “Aku ngga suka dalam suatu hubungan, pasangan aku
ngehubungin terus-terusan, dua jam sekali, udah kaya jadwal pake salep.”
Walaupun
mungkin sebenarnya kamu ngga gitu, dan dia mencegah supaya kamu jangan kaya
gitu, tapi kamu bisa aja merasa tersindir dan sakit hati dikatain salep.
Wejangan
saya kalau lagi nanya kaya gini mending pas lebaran aja.. hehe, ngga.. Berbesar hatilah,
mungkin beberapa orang punya standar dan pemahaman tentang relationship dari
evaluasi hidupnya.
Pertanyaan
ini berperan sebagai asesmen. Pahami apa dan kenapa beberapa hal menjadi turn off nya sebuah hubungan. Kamu bisa
berangkat dari situ.
Intinya.. Cowo
atau cewe itu kaya bawang. Berlapis-lapis. Jadi harus dikupas perlahan, bukan
langsung ditusuk dari tengah pake pisau. Untuk mengetahui kepribadian seseorang
juga seperti mengupas lapisan bawang. Ada prosesnya, pelan tapi terarah.
Semoga
postingan ini bisa membantu! Selamat bertanya dan menilai!
Comments
Post a Comment