Cinta artinya percakapan yang sama, lagi dan lagi.
Cinta artinya mendengarkan dengan telinga yang selalu baru setiap waktu.
Hari ini pukul 6 sore aku melihat orang-orang di kereta seperti mereka baru
saja patah hati.
Kereta berisi orang pulang kerja seperti kereta orang kelelahan setelah
berperang.
Kita bisa bertambah tua menunggu peperangan usai.
Kawanku yang baru putus cinta sesekali menghubungiku, membuatku
menyaksikannya menangis sehingga dia bisa pergi keluar rumah ketika kenyang
bersedih.
Kawanku memintaku untuk mencari tahu darimana asalnya semua penderitaan
itu.
Saya menunjuk ke suatu tempat, dan dia bilang, ya benar semuanya terlalu
sulit untuk dikatakan.
Hatinya gundah kalah dan patah berserakan, ikut pula hatiku sobek segurat.
Beberapa cerita cinta berakhir tidak seperti perkara menentukan yang benar
atau salah.
Manusia-manusia itu bisa saja pergi dari satu sama lain, dengan kaki yang
juga patah.
Kawanku tak akan bergeming hingga patah hati terasa nyata, hingga menggigil tulangnya.
Kawanku tak akan bergeming hingga patah hati terasa nyata, hingga menggigil tulangnya.
Saya tidak bisa berkata berhentilah, karena saya tidak berbeda darinya,
saya juga tidak pernah mencoba untuk berbeda darinya.
Cinta kadang diramu dalam dosis yang berlebihan untuk melihat apakah kita
mampu bertahan meminum racunnya.
Aku berkata pada kawanku, aku peduli padamu, aku mencintai perasaan saling
berbagi di antara kawan, mungkin itu hanya kesempatanku untuk memberi arti pada
kata cinta.
Setiap kisah cinta akan berakhir menjadi kisah hantu.
Aku membaca buku tentang seorang yang demi cintanya, dia rela menjelajahi
Eropa sampai Afrika, membangun kapal, bertemu lanun, melawan badai, dan
menghadapi kematian.
Kisah itu terasa seperti datang dari mulutku sendiri.
Mencintai seorang penulis berarti yang tersisa dariku hanya cemburu dan
lapar.
Separuh dari rasa cemasku hadir dari melakukan hal yang kucintai.
Kalau kamu berhenti memakan kisah cinta itu, kamu mungkin akan ingat kalau
sebenarnya kamu tidak lapar.
Saya bersyukur kekasih saya pergi jauh dan tidak mematahkan kakiku.
Kita tak ada waktu untuk menciptakan bahasa baru untuk dikatakan, lantas
kita menggunakan lema yang sama dengan apa yang ditinggalkan di belakang
punggung untuk diucapkan ke depan muka.
‘Aku cinta kamu’ terdengar seperti ‘Aku mencuri perasaan ini entah
darimana’.
Sesuatu melarut di udara bulan Februari menguntai bom, pesawat, hati, dan
uang menuju segaris serbuk mesiu.
Tiap cerita yang kutulis ketakutan di bawah permukaan.
Kita menyaksikan satu sama lain bertahan sekali lagi, dan kali ini, sama
sekali tak ada keindahan di dalamnya.
Comments
Post a Comment