Skip to main content

Kita Selalu Menginginkan Apa yang Takkan Kita Miliki

Aku ingin mengakhiri derita kelaparan. Aku ingin perdamaian dunia. Aku ingin pergi berwisata ke luar angkasa. Aku ingin mabuk dan tersesat di sebuah kota yang tak seorangpun tahu namaku. Aku ingin berjalan di taman lalu tertidur dan menatap langit sembari mendengarkan senandung orang asing yang berlalu lalang.

Aku berharap dunia ini tidak bergerak begitu cepatnya. Aku berharap aku mempunyai kesabaran untuk menyimak orang lain untuk sekali saja. Aku berharap aku tidak hanya memandang kosong pada dinding dan mengangguk tak begitu peduli. 

Kita terlalu sibuk mencoba menjalani kehidupan. Kita dikonsumsi oleh harapan ideal orang lain. Kita melupakan apa yang membuat kita bahagia.

Aku tidak ingin terbangun dua puluh tahun kemudian dan berpikir, “Apakah aku telah menyia-nyiakan masa mudaku untuk sekedar berusaha hidup?”

Karena aku ingin untuk melihat bulan terbentang di langit malam dan terjaga dalam kehampaan gelap diselimuti awan berbintang, tidak berkata apapun dan tidak akan kuanggap ini sebagai pemborosan waktu.

Aku ingin semuanya bergerak perlahan. Sekali saja.

Kau tahu?

Aku tetap ingin mengakhiri derita kelaparan, dan ya, masih banyak lagi hal lain yang aku inginkan di kehidupan ini. Aku tak peduli jika itu sesuatu yang sebenarnya tidak aku butuhkan.

Satu yang kutahu pasti kuinginkan dan kubutuhkan saat ini adalah kau. Ya, aku ingin dirimu. Tanpa meragukan apapun, aku ingin dirimu. Aku ingin senyummu dan lukamu, dan segala sesuatu diantaranya. Perkelahian, tawa, momen bodoh yang selalu akan jadi kenangan terbaik. 

Aku ingin merasakan jantungku berdetak tiap kali pikiranku mengelana pada pemikiran tentangmu dan pada ingatan jantungku yang berdetak disebelahmu. Aku ingin makan es krim dan kencan di museum, mungkin kita akan ditegur oleh penjaga museum karena makan di dalam museum. Aku ingin melihat senyummu pada pukul 02:00 dini hari. Aku ingin melihat kerutan kecil di ujung matamu setelah kau tarik kedua ujung bibirmu itu. Aku ingin mencintaimu tapi aku membutuhkan lebih dari sekedar cinta. Aku ingin kamu bersabar sampai aku menemukan apa sesungguhnya yang aku inginkan.

Aku ingin kamu, meski setahuku aku tak pernah mendapatkanmu.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Perempuan Jepang Membuang Bekas Pembalut

Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga

Kentut

Saya pernah nonton variety show-nya Negri Gingseng, Hello Counselor . Acaranya membahas problematika, kesulitan, dan penderitaan seseorang. Kind of curhat, but the problem usually soooo silly and weird, you can’t even imagine. Disitu ada host sama penonton. Host berfungsi juga sebagai panelis tanya jawab tentang permasalahan tersebut. Tanya jawabnya dua arah, dari sisi yang punya masalah dan yang jadi biang masalah. Hingga pada satu titik mereka coba memberi solusi. Terus penonton ngejudge itu masalah bukan untuk kemudian voting. Nah yang paling banyak dapet vote , nanti dapet hadiah. Ada satu episode yang menarik yang melibatkan hal paling manusiawi : kentut.

Ada Apa dengan Mas-Mas Jawa?

Kalau kamu adalah seorang perempuan, apa yang terlintas di benak ketika mendengar kata ‘Mas-Mas Jawa’? Apakah seksi, idaman, gagah, karismatik terlintas meski hanya sekilas? Tak dipungkiri lagi mas-mas jawa adalah komoditas utama dalam pencarian jodoh. Cewe-cewe entah kenapa ada aja yang bilang, “pengen deh dapet orang jawa.” Alasannya macem-macem mulai dari yang sekedar impian masa kecil, pengen aja, sampe dapet wangsit dari mbah Jambrong. Saya ngga ngelak, pria jawa memang identi dengan kualitas terbaik. Mungkin Abang, Aa, Uda, Bli, Daeng, atau Bung juga suka merasa daya saing di pasar rendah, apakah dikarenakan passing grade Si Mas-Mas tinggi? Atau karena ada quality control sebelum masuk pasar? Hmm. Mari disimak beberapa hal yang membuat mas jawa menjadi undeniable (ngga bisa ditolak) 1. Killer smile Mungkin tatapannya orang Jerman atau seringainya kumpeni itu bisa membunuh. Tapi untuk seorang mas-mas jawa, yang membunuh itu senyum. Bikin klepek-klepek. Takar

Rethinking about Value

Setelah baca bukunya Matt Haig, aku baru ngeh.. beliau itu pemikirannya sedikit banyak mengurai apa yang muslim harus tahu. Salah satunya adalah tentang VALUE. Selama ini, kupikir value itu konsep yang diciptakan dan dikembangkan manusia untuk menjadi manusia yang diterima secara sosial, atau paling nggak menjadi manusia yang bisa membanggakan seseorang yang dicintainya. Misalnya aja, seseorang dianggap memiliki value ketika ia bertanggung jawab, punya integritas, punya kepribadian yang unik, punya passion yang diperjuangkan, punya ketangguhan dalam menghadapi gempuran masalah, dll dll. Semua itu.... dilakukan demi ayang. HEH bukan. Yaaaa maksudnya semua itu dilakukan demi menjadi manusia yang 'desirable' atau paling nggak 'acceptable' lah yaa.. Makanya orang tuh harus terus berusaha untuk mengenali dirinya, supaya tahu value apa lagi nih yang harusnya ada di dirinya, yaa biar bagusan dikit jadi manusia. Atau value apa yang harus di-achieve biar bisa so emejing like yo