Pertama, di usia remaja dan dewasa awal,
perkara cinta bisa jadi hal yang rumit. Namun seiring dengan bertambahnya
kedewasaan seseorang, cinta merupakan hal yang jadi makin sederhana. Konon,
semakin usia bertambah, manusia semakin efektif dan efisien. Jadi kebingungan
yang kamu rasakan sekarang tentang cinta adalah hal yang wajar. Nikmati saja,
untuk dijadikan kenangan atau pelajaran.
Kedua, seseorang harus mampu mencintai dirinya
sendiri terlebih dahulu, baru bisa mencintai orang lain. Jika sudah bisa
mencintai dirinya sendiri, biasanya seseorang akan menarik garis standar
perlakuan mana yang bisa dan tidak bisa diterima dari orang lain.
Ketiga, seseorang tersakiti atau terluka karena
(sebenarnya) orang tersebut membiarkan dirinya disakiti atau dilukai. Jangan
pernah melihat diri hanya sebagai korban semata. Mungkin kamu nggak bisa
membuat dia minta maaf sama kamu, tetapi kamu bisa memaafkan dirinya.
Belajarlah memaafkan dirinya dan diri sendiri atas apa yang sudah terjadi.
Jangan pernah hidup dengan dendam dan kebencian. Dendam dan benci itu racun
jiwa. Hidup dengan dendam dan kebencian itu sama saja dengan kamu minum racun
tapi berharap orang lain yang keracunan.
Terakhir, love hurts sometimes even when you do
it right. Ya kalau masih sayang sama mantan setelah putus, ya memang begitu
seharusnya, wajar banget. Berita baiknya, cinta dan sayang itu memiliki bentuk
yang cair. Ia mengikuti lekuk wadahnya. Artinya seiring berjalannya waktu, rasa
sayang yang kamu rasakan itu akan menjelma ke bentuk terbaiknya. Akan ada titik
dimana kamu berharap orang yang dulu pernah kamu sayangi akan mendapat
kebahagiaan dan hal-hal terbaik dalam hidupnya, walaupun kamu tidak menjadi
bagian dari itu semua. Pada titik ini, terlepas dari alasan kamu putus dulu,
kedua belah pihak mendapatkan tiga kebaikan : kedewasaan, kebahagiaan, dan
kedamaian.
Comments
Post a Comment