Suatu pagi saya melewati jalan yang sudah sangat saya kenali. Dekat pasar Geger kalong. Entah, saya lupa saya sedang menuju kemana. Tapi dalam perjalanan itu ada yang menarik. Ada seorang nenek tua yang cantik tak berkerudung. Keriput-keriput di wajahnya jelas terlihat tapi tidak mengubah raut ketenangannya. Yang paling menarik adalah dengan jelas dia berias dan memakai kutek sehingga kukunya berwarna merah. Memang dalam islam tak ada kewajiban untuk orang yang sudah tua untuk memakai jilbab. Atau entah pula beliau ini non islam. Menarik, karena biasanya kita akan lupa bagaimana merawat diri ketika umur kita menua. Persepsi yang melekat pada masyarakat kita biasanya berkata “Ampun.. Udah tua aja masih kecentilan, gaya-gayaan. Kaya masih muda aja tingkahnya..”
Saya pikir itu sangat tidak adil. Bukan berarti semakin tua kita semakin kita tidak peduli untuk merawat diri kita. Kita juga masih punya hak untuk tampil cantik, umur bukan patokan untuk menghentikan kebiasaan yang kita lakukan ketika muda. Semuanya pasti akan menua, dan menjadi tetap cantik meski menua itu bukan suatu larangan. Saya rasa ketika nanti saya masuk dalam fase itu, saya akan tetap merawat diri saya, akan tetap bermain dengan sahabat-sahabat di masa muda saya, masih tetap akan pergi ke tempat yang saya inginkan bersama sahabat-sahabat saya dan masih tetap akan cantik. Cantik untuk suami saya, untuk anak-anak saya, untuk cucu saya.
Kabarnya, memikirkan tentang ‘menjadi tua dengan kehidupan yang menyenangkan’ itu bisa memberi sugesti pada kita dan membuat umur kita lebih panjang. Surveinya pernah saya baca di suatu buku, lupa judulnya. Jadi ada riset jangka panjang untuk mengetahui pengaruh sugesti keinginan hidup di masa tua dengan umur. Ratusan orang ketika mudanya ditanyai tentang “maukah anda terus hidup sampai nanti anda tua?”. Ada yang memilih iya ada juga yang tidak, tentu dengan alasan masing-masing. Orang-orang yang memilih ingin hidup di masa tua biasanya beralasan ingin hidup dengan baik dan menikmati kerja keras masa muda, ingin melihat cucunya dan keluarga besarnya, ingin berkeliling dunia. Orang yang tidak ingin hidup di masa tua beralasan menjadi tua itu akan sangat merepotkan karena mempunyai banyak penyakit, keterbatasan kegiatan karena tidak seprima muda dulu, dan takut kesepian karena tidak mempunyai sanak famili yang mengunjungi. Setelah berpuluh tahun kemudian mereka dihubungi satu persatu, dan ternyata orang yang mempunyai keinginan hidup di masa tua tingkat hidupnya lebih tinggi ketimbang orang yang memilih tidak ingin hidup di masa tua.
Banyak orang yang takut tua, entah apa yang ditakutkan.. Bukankah itu akan terjadi juga, ditakutkan atau tidak? Jadi untuk apa takut, lebih bijak bila kita mempersiapkan dari sekarang? Menjalani masa muda dengan baik. Mencari sahabat, tidak usah banyak, cukup beberapa saja yang penting kita bisa mempercayainya dan mereka orang yang membawa kita pada kebaikan. Berkarya dan berprestasi, mulai dari sekarang kita bisa menulis cerita apa yang akan kita ceritakan pada cucu kita yang main ke rumah. Dan tidak lupa tetap menikmati masa muda supaya ketika tua kita banyak mempunyai kenangan manis yang membuat kita tersenyum ketika kita mengenangnnya.
Selamat mempersiapkan masa tua..
Saya pikir itu sangat tidak adil. Bukan berarti semakin tua kita semakin kita tidak peduli untuk merawat diri kita. Kita juga masih punya hak untuk tampil cantik, umur bukan patokan untuk menghentikan kebiasaan yang kita lakukan ketika muda. Semuanya pasti akan menua, dan menjadi tetap cantik meski menua itu bukan suatu larangan. Saya rasa ketika nanti saya masuk dalam fase itu, saya akan tetap merawat diri saya, akan tetap bermain dengan sahabat-sahabat di masa muda saya, masih tetap akan pergi ke tempat yang saya inginkan bersama sahabat-sahabat saya dan masih tetap akan cantik. Cantik untuk suami saya, untuk anak-anak saya, untuk cucu saya.
Kabarnya, memikirkan tentang ‘menjadi tua dengan kehidupan yang menyenangkan’ itu bisa memberi sugesti pada kita dan membuat umur kita lebih panjang. Surveinya pernah saya baca di suatu buku, lupa judulnya. Jadi ada riset jangka panjang untuk mengetahui pengaruh sugesti keinginan hidup di masa tua dengan umur. Ratusan orang ketika mudanya ditanyai tentang “maukah anda terus hidup sampai nanti anda tua?”. Ada yang memilih iya ada juga yang tidak, tentu dengan alasan masing-masing. Orang-orang yang memilih ingin hidup di masa tua biasanya beralasan ingin hidup dengan baik dan menikmati kerja keras masa muda, ingin melihat cucunya dan keluarga besarnya, ingin berkeliling dunia. Orang yang tidak ingin hidup di masa tua beralasan menjadi tua itu akan sangat merepotkan karena mempunyai banyak penyakit, keterbatasan kegiatan karena tidak seprima muda dulu, dan takut kesepian karena tidak mempunyai sanak famili yang mengunjungi. Setelah berpuluh tahun kemudian mereka dihubungi satu persatu, dan ternyata orang yang mempunyai keinginan hidup di masa tua tingkat hidupnya lebih tinggi ketimbang orang yang memilih tidak ingin hidup di masa tua.
Banyak orang yang takut tua, entah apa yang ditakutkan.. Bukankah itu akan terjadi juga, ditakutkan atau tidak? Jadi untuk apa takut, lebih bijak bila kita mempersiapkan dari sekarang? Menjalani masa muda dengan baik. Mencari sahabat, tidak usah banyak, cukup beberapa saja yang penting kita bisa mempercayainya dan mereka orang yang membawa kita pada kebaikan. Berkarya dan berprestasi, mulai dari sekarang kita bisa menulis cerita apa yang akan kita ceritakan pada cucu kita yang main ke rumah. Dan tidak lupa tetap menikmati masa muda supaya ketika tua kita banyak mempunyai kenangan manis yang membuat kita tersenyum ketika kita mengenangnnya.
Selamat mempersiapkan masa tua..
Comments
Post a Comment