Suatu pagi ketika aku sedang berjalan santai akan membeli makan. Aku tidak punya tempat tujuan spesifik, hanya membiarkan kakiku melangkah dan instingku bekerja. Kudapati diriku seperti terjatuh ke dalam mimpi. Aku asing dengan suasana yang perlahan memenuhi udara. Aku melintas di dunia yang tidak terjamah dunia. Bangunan kumuh. Manusia dengan rambut yang belum kenal shampoo. Bau kemiskinan menusuk hidung. Saat itu lah terlintas dalam benakku, “mengapa manusia tidak pernah diberi kesempatan unutk memilih saat mereka akan dilahirkan ke dunia ini? Mereka tidak pernah diberi kesempatan memilih mau lahir ataukah tidak? Mereka tidak pernah diberi kesempatan memilih mau dilahirkan sebagai apa, kehidupan macam apa yang akan mereka jalani? Mereka sepertinya hanya lahir, hidup, mati dan terlupakan keberadaannya.” Aku seharusnya tidak boleh mempertanyakan sesuatu yang Tuhan rahasiakan. Lantas aku ingat apa yang dikatakan Angkie di tayangan Kick Andy, “manusia tidak bisa memilih saat hendak dilahirkan ke dunia, tapi manusia yang mau berusaha akan mampu mengubah nasib yang diberikan padanya.”
Selama hidup di Jepang, hal yang paling berkesan untukku adalah tiada hari berlalu tanpa pembelajaran. Bahkan ketika aku di rumah aja ngga ngapa-ngapain, aku tetap dapet pembelajaran baru. Jadi suatu pagi… aku lagi di apartemen aja kan biasa pengangguran laten [ gaya abiesz, bilang aja kosan Pak Ruslan versi fancy wkwk ], dan temen sekosanku yang orang jepang, dia nyimpen bungkus pembalut di kamar mandi. Hmm oiya kita tuh kamar mandinya shared, cuma beda kamar bobo aja. Jadi dia narohnya di salah satu papan yang ada di atas WC duduk gitu, biasanya di papan tersebut kita simpen tissue cadangan atau pengharum ruangan di situ. Oke dia lagi menstruasi. Tapi ini untuk pertama kalinya aku nemuin sampah yang digeletakin gitu aja. Nah, buat kalian yang ngga tau pembungkus pembalut yang mana, ini aku sertakan gambar… karena kebetulan aku lagi rajin dan lagi mens juga. Jadi ini pembalut… Dan ini bungkusnyaaa… yang mana tergeletak di WC tadi. Aku langsung bingung, ih tumben banget kok ngga
Comments
Post a Comment