“Kita hidup di jaman dimana kejujuran justru akan membuat kita menderita.”
Gue nulis itu di status facebook gue, karena gue kesel sama seseorang. Semuanya juga pasti pernah ngerasain sih. Lo bersikap jujur dalam sebuah ujian, dan ada temen lo yang ngga jujur. Tapi nilainya malah lebih gede. Gue tahu gue ngga boleh iri sama rezeki orang. Gue juga tahu mungkin sebelum gue lahir pun, takdir udah nulis kalau gue dalam ujian ini akan mendapat nilai yang jauh lebih kecil dibanding orang itu.
Pas awal kejadiannya, gue langsung bikin status facebook “siapa bilang dunia harus adil?”. Awalnya gue mikir Tuhan ngga adil, tapi gue langsung membuang jauh-jauh pikiran konyol kaya gitu. Tuhan tau yang terbaik. Dari awal juga Tuhan ngga pernah bilang kalau dia akan menciptakan dunia yang adil. Jadi gue harus terbiasa, dan memperjuangkan keadilan itu sendiri.
Inilah salah satu buruknya system pendidikan di Indonesia. Kadang dosen hanya lihat ‘akhir’ saja, tanpa mau tahu ‘proses’. Bener sih kalau akhirnya bagus, sudah dipastikan dia juga melewati proses yang bagus. Tapi itu dalam aktivitas dimana kejujuran dijunjung tinggi. Kalau di Indonesia, akhir ngga menjamin kalau prosesnya baik-baik aja.
Sebenernya gue ngga kesel karena nilai gue, tapi gue kesel karena ada orang yang mendapat nilai yang ngga seharusnya. Cuma beberapa jam juga sih gue kesel, toh khalayak umum tahu kenyataannya. Ya anggap aja gue lagi sial. Dan dia lagi beruntung. Kita akan lihat rodanya berputar lagi. Dan akan tiba waktunya, keadaan berbalik.
Dengan ditulisnya ini, gue berjanji sama diri gue sendiri akan menjunjung tinggi kejujuran dalam ujian demi memperjuangkan keadilan.
Gue nulis itu di status facebook gue, karena gue kesel sama seseorang. Semuanya juga pasti pernah ngerasain sih. Lo bersikap jujur dalam sebuah ujian, dan ada temen lo yang ngga jujur. Tapi nilainya malah lebih gede. Gue tahu gue ngga boleh iri sama rezeki orang. Gue juga tahu mungkin sebelum gue lahir pun, takdir udah nulis kalau gue dalam ujian ini akan mendapat nilai yang jauh lebih kecil dibanding orang itu.
Pas awal kejadiannya, gue langsung bikin status facebook “siapa bilang dunia harus adil?”. Awalnya gue mikir Tuhan ngga adil, tapi gue langsung membuang jauh-jauh pikiran konyol kaya gitu. Tuhan tau yang terbaik. Dari awal juga Tuhan ngga pernah bilang kalau dia akan menciptakan dunia yang adil. Jadi gue harus terbiasa, dan memperjuangkan keadilan itu sendiri.
Inilah salah satu buruknya system pendidikan di Indonesia. Kadang dosen hanya lihat ‘akhir’ saja, tanpa mau tahu ‘proses’. Bener sih kalau akhirnya bagus, sudah dipastikan dia juga melewati proses yang bagus. Tapi itu dalam aktivitas dimana kejujuran dijunjung tinggi. Kalau di Indonesia, akhir ngga menjamin kalau prosesnya baik-baik aja.
Sebenernya gue ngga kesel karena nilai gue, tapi gue kesel karena ada orang yang mendapat nilai yang ngga seharusnya. Cuma beberapa jam juga sih gue kesel, toh khalayak umum tahu kenyataannya. Ya anggap aja gue lagi sial. Dan dia lagi beruntung. Kita akan lihat rodanya berputar lagi. Dan akan tiba waktunya, keadaan berbalik.
Dengan ditulisnya ini, gue berjanji sama diri gue sendiri akan menjunjung tinggi kejujuran dalam ujian demi memperjuangkan keadilan.
Comments
Post a Comment