Aku lelah menjadi orang asing bagimu. Kita saling melepaskan untuk melihat siapa di antara kita yang paling kuat mempertahankan ego. Kita lantas saling menyakiti untuk mengetahui siapa juara dalam lomba mempertaruhkan gengsi. Kita menangis di belakang, ditelanjangi kesendirian. Seharusnya kita mencintai seperti sewajarnya. Ketika kamu pergi, jarum jam patah dan terhenti disitu. Ada spasi yang menjarakkan hatiku menuju jiwamu. Seberapapun aku mencoba, aku tetap akan kembali menangis. Namamu selalu terbisik di udara, genggaman tanganmu masih tersisa di celah jariku, bau tubuhmu tertinggal di kulitku, hari berlalu dan aku tetap sama seperti hari lalu. Aku berkata pada diriku, aku ingin berhenti mencintaimu, dan hatiku bilang itu artinya aku harus mati. Haruskah aku menyerah padamu? Pulanglah ke pelukanku; yang kamu bilang seperti rumah, karena kemanapun kamu pergi biasanya kamu akan kembali kesana. Apa kamu lupa semua cahaya yang pernah kamu eja supaya kita bersinar bersama? Kenapa kamu
attempting to be the place where thought can float